Masih Worth It Nggak, Sih?

 


Tidak semua hubungan layak diperjuangkan, dan itu bukan berarti kamu menyerah terlalu cepat—kadang itu justru berarti kamu mencintai dirimu sendiri cukup untuk melepaskan sesuatu yang tidak lagi sehat. Kita diajarkan untuk bertahan, untuk terus mencoba, untuk tidak menyerah. Tapi tidak banyak yang mengajarkan kita bahwa kadang, memilih pergi juga adalah bentuk keberanian.

Salah satu alasan hubungan menjadi tidak layak diperjuangkan adalah ketidakcocokan yang tak bisa dijembatani. Ketika dua orang memiliki nilai, tujuan hidup, atau cara mencintai yang sangat berbeda, maka cinta saja tidak cukup. Perbedaan itu bisa jadi kecil pada awalnya, tapi seiring waktu, ia bisa tumbuh menjadi jarak yang memisahkan secara perlahan namun pasti.

Ketidakcocokan bukan tentang siapa yang salah atau benar, tapi tentang kenyataan bahwa kalian mungkin tidak berjalan ke arah yang sama. Bisa jadi kamu ingin kedekatan emosional, sementara dia sulit membuka diri. Bisa jadi kamu butuh komunikasi yang terbuka, tapi dia terbiasa menyimpan semua sendiri. Bisa jadi kamu percaya pada pertumbuhan bersama, sedangkan dia merasa cukup dengan keadaan yang stagnan.

Kadang, kamu mencoba menyesuaikan. Kamu mulai mengorbankan sedikit demi sedikit: nilai, waktu, jati diri. Kamu berharap dengan cukup cinta, segalanya bisa berubah. Tapi kenyataannya, cinta bukan soal mengubah orang lain agar cocok denganmu. Cinta adalah ketika kalian bisa tumbuh bersama tanpa harus kehilangan diri masing-masing.

Tanda bahwa hubungan sudah tidak layak diperjuangkan adalah ketika kamu terus merasa lelah secara emosional, ketika kamu tidak lagi bisa menjadi dirimu sendiri, ketika lebih banyak air mata daripada tawa, dan saat kamu terus berharap seseorang menjadi versi lain dari dirinya agar hubungan itu bisa “berjalan”.

Hubungan yang sehat bukan tanpa masalah, tapi masalahnya bisa dibicarakan dan dihadapi bersama. Bukan disangkal, dihindari, atau selalu dijadikan salah satu pihak sebagai beban.

Kamu tidak egois jika memilih untuk tidak melanjutkan hubungan yang membuatmu kehilangan kedamaian. Kamu tidak jahat jika memilih untuk berhenti memperjuangkan sesuatu yang terus melukaimu. Kamu hanya manusia yang berhak atas kebahagiaan, rasa dihargai, dan cinta yang berjalan dua arah.

Hubungan yang layak diperjuangkan adalah yang membuatmu tumbuh, yang membuatmu merasa aman untuk jadi dirimu sendiri, dan yang tetap terasa ringan meski dunia di luar sedang berat. Jika tidak demikian, mungkin saatnya berhenti bukan karena kamu tidak mencintai, tapi karena kamu sudah cukup mencintai untuk melepaskan.

Berhenti memperjuangkan hubungan yang salah bukan berarti kamu gagal. Itu berarti kamu sadar bahwa cinta tidak seharusnya selalu menyakitkan. Bahwa tidak semua hubungan yang dimulai dengan rasa hangat akan berakhir dengan pelukan. Kadang, cinta hadir hanya untuk menjadi pelajaran, bukan tujuan akhir.

Saat kamu memaksakan hubungan yang sudah retak oleh ketidakcocokan, kamu mulai kehilangan arah. Kamu mulai mempertanyakan nilai dirimu, menganggap bahwa jika kamu lebih sabar, lebih pengertian, lebih "baik", semuanya akan berubah. Padahal, cinta yang tepat tidak membuatmu merasa harus mengubah siapa dirimu demi diterima.

Melepaskan memang berat, apalagi jika kamu masih menyimpan harapan. Tapi bertahan dalam hubungan yang terus membuatmu merasa tidak cukup juga bisa perlahan menghancurkan dirimu. Dan dari keduanya, hanya satu yang bisa membuka jalan ke penyembuhan: keikhlasan untuk merelakan.

Kamu pantas mendapat hubungan yang saling memahami, bukan terus-menerus menjelaskan. Yang saling menguatkan, bukan saling menyalahkan. Yang membuatmu merasa dicintai tanpa syarat, bukan dicintai dengan syarat kamu menjadi versi yang mereka mau.

Ketidakcocokan itu bukan kegagalan. Itu kenyataan. Dan kadang, cinta juga perlu batas. Bukan untuk menyudahi perasaan, tapi untuk melindungi diri. Karena cinta yang sehat bukan hanya tentang bagaimana kalian bersama, tapi juga tentang bagaimana kalian menjaga satu sama lain—termasuk saat harus membiarkan pergi

Jadi jika hatimu lelah terus memperjuangkan hubungan yang tak membalas dengan hal yang sama, mungkin itu saatnya kamu berkata cukup. Bukan karena kamu berhenti mencintai, tapi karena kamu mulai mencintai dirimu sendiri lebih dalam. Dan itu adalah langkah paling tulus yang bisa kamu ambil.


Posting Komentar

0 Komentar