Syair
Hamzah Fansuri
Inilah
gerangan suatu madah
Mengarangkan
syair terlalu indah
Membetuli
jalan tempat berpindah,
Disanalah
i’tikad diperbetuli sesudah
Bait
pertama yang berupa awal dari segala
pembahasan, dapat kita lihat bahwa nilai yang terkandung yaitu berupa
nasihat sosial , pendidikan dan tauhid. Yang
mana nasihat berupa bagaimana kehidupan yang berjalan sesuai dengan
i’tiqad , iman yang awal harus di
betulkan, disanalah muara kehidupan berawal.
Wahai
muda, kenali dirimu,
Ialah
perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah
berapa lama hidupmu,
Ke
akhirat jua kekal diammu.
Selanjutnya, bait ini menjelaskan
insan patutlah kita mengenali siapa diri kita, manusia itu layaknya sebuah
perahu yang akan terus melaju menjalani arus kehidupan layaknya perahu yang
terus berlayar, perahu mempunyai tujuan , sama seperti manusia tujuan hidup
kita yaitu akhirat kelak. Tidaklah lama hidup kita di dunia ini. Nilai yang terkandung pada bait ini yaitu
pendidikan.
Hai
Muda arif-budiman,
Hasilkan
kemudi dengan pedoman,
Alat
perahumu jua kerjakan,
Itulah
jalan membetuli insan.
Penyair menjelaskan bahwa kandungan
dalam bait ini ialah untuk menuju ke suatu tujuan mesti adanya bekal, bekal
yaitu “ pedoman “ yang di maksut dalam syair tersebut juga selain bekal juga
jalan kehidupan yang bagaimana kita lalui, karena disanalah tergantung untuk
memperbaiki diri kita dan menuju tujuan. Bait ini mengandung nilai sosial dan
pendidikan.
Perteguh
jua alat perahumu,
Hasilkan
bekal air dan kayu,
Dayung
pengayuh taruh disitu,
Supaya
laju perahumu itu.
Kuatkan bekal yang kita tekuni,
supaya mengalir dan kuat maka jangan pula bergantung biar hidup berjalan dengan
sendirinya, berjalan dengan bekal yang kita punya. Nilai sosial dan pendidikan.
Sudahlah
hasil kayu dan ayar
Angkatlah
pula sauh dan layar,
Pada
beras bekal jantanlah taksir,
Niscaya
sempurna jalan yang kabir.
Dalam kehidupan, tidak hanya tujuan dengan i’tiqad yang kuat namun
juga pada bekal yang lain, supaya iman kan kuat ketakwaan dan kebajikan dalam
hidup di perluaskan dan di kuatkan agar tujuan hidup yang sempurna. Nilai tauhid dan pendidikan juga sosial.
Perteguh
jua alat perahumu,
Muaranya
sempit tempat mu lalu,
Banyaklah
disana ikan dan hiu,
Menanti
perahumu lalu disitu.
Teguhkan jalan yang engkau pilih,
karena hidup di dunia ini sangat lah tidak mudah sempit dan hanya sesaat,
teguhkan imanmu dan optimis karena godaan itu akan selalu datang, godaan yang
sangat banyak jenisnya, dengan imanmu yang teguh maka engkau dapat mengabaikan godaan.
Nilai pendidikan dan Tauhid.
Muaranya
dalam, ikanpun banyak,
Disanalah
perahumu karam dan rusak,
Karangnya
tajam seperti ombak,
Ke
atas pasir kamu tersesak.
Kehidupan dan bekal yang di tekuni
sangatlah bermacam begitupula godaan yang akan kita dapatkan juga susah di
lalui jika bekal yang kita persiapkan hanya sekedar, jika bekal dan iman yang
dipersiapkan hanya sekedar ujung kuku, maka iman dan tawakkal akan kalah dengan
godaan yang bermacam serangannya. Nilainya yaitu pendidikan dan Tauhid juga
sosial.
Ketahuilah
olehmu hak anak dagang,
Riaknya
rencam ombaknya karang,
Ikanpun
banyak datang menyarang,
Hendak
membawa ke tengah sawang.
Patut kita ketahui dengan
sebenar-benarnya , hidup dengan kebajikan tentu akan banyak godaan yang datang
menghalang, menggoyahkan iman kita, namun kuatkanlah perjalananmu dengan tujuan
akhirat dan kebajikan yang utama, godaan
dan maksiat terlalu menggiurkan jika kita tak menguatkan iman pada perjalanan
dan pada tubuh kita sendiri, hingga membawa kita sumur maksiat. Nilainya sosial dan pendidikan
Muaranya
itu terlalu sempit,
Dinamakan
lalu sampan dan rakit,
Jikalau
ada pedoman di kapait,
Sempurnalah
jalan terlalu ba’id.
Dalam hidup agar mempunyai pedoman
hidup, karena hidup ini terlalu sempit untuk hidup yang tiada tujuan dan
pedoman, jikalah kita hidup berpedoman yang benar, maka hidup akan kekal
menjalani perjalanan yang jauh dengan hidup yang sempurna melalu rintangan. Nilainya pendidikan , sosial juga tauhid.
Baiklah
perahu engkau perteguh,
Hasilka
pendapat dengan tali sauh
Anginnya
keras ombaknya cabuh,
Pulanya
jauh tempat berlabuh.
Sekarang engkau kuat dan iman yang
kau punya kuat sekali, maka ikatkan juga pertahankan dengan ilmu yang kau
miliki, perjalanan kan sangat jauh untuk menapakinya maka ibadahmu akan kekal
dan lama akan kau nikmati. Nilainya pendidikan dan sosial.
Lengkapkanlah
pendarat dan tali sauh,
Derasmu
banyak bertemu musuh,
Selabuh
rencam ombaknya cabuh
LIIa
akan tali yang teguh.
Lengkapkanlah dengan ilmu-ilmu yang
lain, maka berjalanlah dengan bekalmu yang kau punya karena haluan di depan
akan kacau dan parah. Kuatkanlah Imanmu dengan Allah, Yaitu Tauhid mu dengan
kuat. Nilainya Tauhid, pendidikan dan sosial.
Barang
siapa bergantung disitu,
Teduhlah selabu yang rencam itu,
Pedoman
bertuli perahumu laju,
Selamat
engkau ke pulau itu.
Siapa saja yang teguh akan
Tauhidnya, maka akan selamat dari segala godaan dan lika liku kehidupan, pedoman
akan membetulkan diri kita dan jalan hidup kita maka selamat lah kamu akan
tujuan mu, nilai yang terkandung di dalam bait ini yaitu Tauhid. Tauhid,
pendidikan dan sosial.
LIIA
jua yang engkau ikut,
Di
laut keras topan dan ribut,
Hiu
dan paus di belakang menurut,
Pertetaplah
kemudi jangan terkejut.
Tauhid Laa Ilahaillallah yang kau
ikut tentu akan aman , engkau dapat mengendalikan segala cobaan dan terus
berlabuh dengan tenang, tanpa hambatan, pertetaplah iman jangan terkecoh dengan
godaan.
Laut
Silan terlalu dalam,
Disanalah
perahu rusak dan karam
Sungguhpun
banyak disana menyelam,
Larang
mendapat pertama nilam.
Kehidupan dalam mengarungi
perjalanan terlalu kelam maka akan ada rintangan walaupun banyak akan usaha
tapi kan bertemu jua.
Laut
Silan Wahid Al Kahhar,
Riaknya
rencam ombaknya besar,
Anginnya
songsongan ( mem ) belok sengkar
Perbaik
kemudi jangan berkisar.
Kehidupan satu yang bijaksana
teruslah menghadapi rintangan- rintangan yang datang menghadang, pacukan haluan perjalanan tetap pada tujuan.
Itulah
yang maha Indah,
Kesanalah
kita semuanya berpindah,
Hasilkan
bekal jauh dan juadah
Selamatlah
engkau sempurna musyahadah
Menjelaskan bahwa akhirat yaitu benar adanya,
indah nya akhirat kelak, maka hasilkan
bekal untuk akhirat kelak yang akan dipakai maka dengan bekal yang dipunya
itulah kita akan selamat di akhirat selamanya.
Silan
itu ombaknya kisah,
Banyaklah
akan kesana berpindah,
Topan
dan ribut terlalu ‘azamah
Perbetuli
pedoman jangan berubah.
Cerita kan berubah haluan seperti Ombak di
laut, bagai kehidupan yang terus berpindah berlayar, tinggal bahkan pergi
keadaan yang terus tidak akan sama dan terus berubah, ancaman datang kan
sungguh hebat, walau begitu teruslah mencari pedoman dan pertahankan bekal
jangan berubah akan tujuan mu.
Laut
“ kulzum terlalu dalam,
Ombaknya
muhit pada sekalian alam,
Banyaklah
disana rusak da karam
Perbaiki
naam, siang dan malam.
Rintangan dan cobaan akan terus
menerjang dalam hidup, pasti akan kelelahan dan cacat pendirianmu, maka
perbaiki lah kesempurnaan amal pada setiap waktu. Nilai yang terkandung yaitu
pendidikan.
Ingati sungguh siang dan malam,
Lautnya
deras bertambah dalam,
Anginpun
keras, ombaknya rancam,
Ingati
perahu jangan tenggelam.
Ingatlah terus pada jalan yang kau
tuju, jangan takut jangan lalai hingga amal dan imanmu rusak jua. Nilai
pendidikan.
Jikalau
engkau ingati sungguh,
Angin
yang keras menjadi teduh,
Tamabahns
selalu tetap yang cabuh,
Selamat
engkau ke pulau itu dan berlabuh.
Jika lah kita mengetahui bagaimana
manfaatnya bekal dan pedoman bagi kita, haluan yang terhalang kan tenang di
nikmati, tujuan di dapat dengan senang dan aman.
Sampailah
abad dengan masanya,
Datanglah
angun dan paksanya,
Belajar
perahu sidang budiman ( nya )
Berlayar
itu dengan kelengkapannya.
Tiba sudah waktu berlalu,
memperbaiki diri dengan segala pedoman jalan dan tujuan hidup akan usai pada sebuah tempat
dimana engkau telah berusaha memperbaiki diri di mana memanfaatkan waktumu
untuk memperbaiki diri dalam perjalanan dunia untuk tujuan hakiki. Nilai sosial
dan pendidikan.
Wujud
Allah nama perahunya,
Ilmu
Allah akan....
Iman
Allah nama kemudinya
“yakin
akan Allah “ nama pawangnya.
Allah lah yang menciptakan ada, kita ketahui
dengan ilmu dengan iman kepada Allah adalah alat untuk kita bertahan dalam
kehidupan dan yakin Akan Allah lah yang membawa kita pada perjalanan hidup. Nilai
Tauhid.
“
Taharat dan istinja’” nama lantainya
“kufur
dan masiat air ruangnya,
Tawakul
akan Allah juru bantunya,
Tauhit
itu akan sauhnya,
Ibadah diibaratkan bagian dalam
kehidupan walau kufur dan maksiat akan terus berdampingan dengan ibadah, namun
Tawakal lah yang menjadi pelindung dan Tauhid ialah hal yang utama.
LIIA
akan talianya,
Kamal
Allah akan tiangnya,
As
Salam Mualaikum akan tali lengganggnya,
Taat
dan ibadat anak dayung
Allah segala-galanya, Allah
kesempurnaan dari segalanya serta kesejahteraan akan ikatannya sempurnalah akan
ibadah mu . nilai pendidikan .
Salat
akan nabi tali bubutanya,
Istighfar
Allah akan layarkan
“Allahu
Akbar “ nama anginnya
Subhan
Allah akan lajunya.
Menjelaskan tentang ibadah, juga
zikir yang terus kita lantunkan maka tenanglah perjalanan hidup kita.
“Wallahu
a’lam” nama rantanya
“Iradat
Allah “ nama badanya,
“Kudrah
Allah “ nama labuhannya,
“surga
jannat an ‘in nama negerinya.
Allah yang maha mengetahui segalanya
dengan kekuasaan dan kehendaknya Allah maka Engkau dapatkan lah Surga yang
nikmat yang disebut sebagai negerinya.
Karangan
ini suatu madah,
Mengarangkan
syair tempat berpindah,
Didalam
dunia janganlah tam ‘ah
Di
dalam kubur berkhalwat sudah
Karya adalah merupakan nasihat
dimana dapat memberikan perubahan yang mana di dunia janganlah kita
menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tak bermanfaat terlalu banyak mengambil
keuntungan sedangkan di dalam kubur kita tak dapat berbuat apa-apa.
Kenal
dirimu didalam kubur,
Badan
seorang hanya tersungkur,
Dengan
siapa lawan bertutur,
Dibalik
papan badan terhancur
Sadar diri kita ketika di alam
kubur, badan yang tak berguna lagi untuk melakukan perubahan untuk mencari
bekal sejati badan yang tersungkur
dengan siapa kita kan kita berkeluh kesah tanpa ada yang mendengar di balik
tanah papan yang tak berguna.
Didalam
dunia banyaklah mamang,
Ke
akhirat jua tempatmu pulang,
Janganlah
disusahi emas dan uang,
Itulah
membawa badan terbuang,
Dunia memanglah tempat yang
menyenangkan, namun akhirat tidak dapat di abaikan yang mana tujuan bukan lain
hanya semata akhirat pula kita kan kembali, jangan lah terlalu lalai dan
tergiur akan rezeki harta dan uang kekayaan sebab itulah membuat hidup didunia
kan merana.
‘tuntuti
ilmu jangan kepalang’
Didalam
kubur terbaring seorang
’mungkar
wa nangkir ‘ kesana datang,
Menyangkan
jikalau ada engkau sembahnya,
Tuntutlah ilmu , berbuatlah kebajikan di dalam
kubur kelak terbaring seorang datanglah malaikat untuk memberikan pertanyaan
atas amal kita di dunia.
Tongkatnya
letak terhisab,
Badanmu
remuk siksa dan azab,
Akalmu
itu hilang dan lenyap,
...................
Menggambarkan bagaimana kita di alam
kubur., mengandung nilai Sosial
Mungkar
wa nangkir bukan kepalang,
Suaranya
merdu bertambah garang,
Tongkatnya
besar terlalu panjang,
Cambuknya
banyak tiada terbilang,
Bait ini menggambarkan bagaimana
keadaan kita di dalam kubur dan dengan siksaan kubur yang menggambarkan dua
tugas malaikat yaitu Mungkar dan Nakir. Mengandung nilai sosial
‘kenal
dirimu hai anak adam !
Tatkala
di dunia terangnya alam,
Sekarang
dikubur tempat mu kelak,
Tiada
berbeda siang dan malam.
Bait ini menggambarkan, bahwa di alam kubur
tidak lah seterang di dunia yang mana dikatakan kita tidak mengetahui siang dan
malam, tidak ada bedanya, kubur dan dunia tentulah sangat berbeda, maka semasa
dalam dunia berbuatlah amal lihatlah dirimu, kemana akhir kan tujuanmu
bagaimana nasib di alam kubur kelak.
Kenal
dirimu, hai anak dagang !
Di
balik papan tidur terlentang,
Kelam
dan dingin bukan kepalang,
Dengan
siapa lawan berbincang?
Bait ini masih menggambarkan
kehidupan di alam kubur yang begitu suram.
LIIA
itu firman,
Tuhan
itulah pergantungan alam sekalian,
Iman
tersurat pada hati insap
Siang
dan malam jangan di lalaikan.
Kalimah Syahadat ialah Firman, yang
menciptakan alam seklian dan kokohkan iman dalam dada, jangan pula engkau lalai
di saat siang dan malam.
LIIA
itu terlalu nyata,
Tauhit
ma’rifat semata-mata
Memandang
yang ghaib semuanya rata,
Lenyapkan
kesana sekalian kita.
Laailahaillallah, adalah cara kita
mengenal Allah, sang pencipta. Mengenal Alam Ghaib dengan kalimat Syahadat maka
kuatlah iman kita dan percaya kan Alam Ghaib.
LIIA
itu jangan kau permudah-mudah,
Sekalian
makhluk berpindah,
Da’im
dan ka’im jangan berubah,
Khalak
disana dengan LIIA
Tauhid itu jangan di permudah, kekal
dan teguh Tauhid itu yang tidak akan berubah, Allah lah maha yang menciptakan
makhluk.
LIIA
itu jangan kau lalaikan,
Siang
dan malam jangan kau sunyikan,
Selama
hidup juga engkau pakaikan,
Allah
dan Rasul juga yang menyampaikan
Jangan lupakan zikirmu, sebutlah
nama Tuhanmu jangan di lalaikan dan dilupakan jadilah itu kebutuhanmu karena
itu semua dari Allah dan Rasulnya.
LIIA
itu kata yang teguh,
Memadamkan
cahaya sekalian rusuh,
Jin
dan syaithan sekalian musuh,
Hendak
membawaa dia bersungguh-sungguh.
Tahlil itu kata yang teguh, jin dan
syaithan adalah musuh yang nyata
LIIA
itu kesudahan kata,
Tauhid
ma’rifat semata-mata,
Hapuskan
hendak sekalian perkara,
Hamba
dan Tuhan tiada berbeda.
Bait ini menjelaskan tentang
kema’rifatan hamba kepada pencipta yaitu Allah ta’ala pada bait ini menjelaskan
tentang si penyair yang merupakan tentang pahamnya wahdatul wujud, dan betapa
tasawuf nya iya si penyair yaitu Hamzah fansuri.
LIIA
itu tempat mengintai,
Medan
yang kadim tempat berdamai,
Wujud
Allah terlalu bitar,
Siang
dan malam jangan bercerai
Allah maha melihat, tempat dimana
selalu sedia mengetahui , maka janganlah lalai .
LIIA
itu tempat musyahadah,
Menyatakan
tauhid jangan berubah,
Sempurnalah
jalan iman yang mudah,
Pertemuan
Tuhan terlalu susah.
Tauhid tempat kita berlabuh, jangan
lah berpaling terhadap iman dan tauhidmu, sempurnakan jalan kehidupan dengan
iman. Agar kelak kan kita berjumpa dengan Tuhan dengan adanya iman di dalam
dada, tanpa iman mustahil lah kita akan berjumpa dengan Tuhan kita. Nilainya
tauhid.
HAMZAH FANSURI
semoga bermanfaat :) Marzatil Husna
0 Komentar