Peristiwa Perang salib dan pengaruhnya Terhadap Palestina

Pada abad ke 11, perhatian Bangsa-bangsa Eropa tertuju pada Palestina. Hal ini disebabkan oleh tersiarnya kabar mengenai penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang Saljuk terhadap Umat Nasrani yang melakukan ziarah, dan menghancurkan gereja suci ( sebuah gereja yang didirikan di tempa Yesus pernah di kubur ) yang dilakukan oleh salah seorang khalifah Fatimiyah pada tahun 1009 M. Sedangkan gereja tersebut merupakan tujuan beribu-ribu jamaah Kristen dari Eropa. Sebab lain dari Perang Salib adalah permintaan bantuan  dari Kaisar Alexius Comnenus dari Byzantium pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II dari Rumawi karena daerah-daerahnya di kuasai oleh Saljuk. Bahkan Konstantinopel sebagai  ibukota Byzantium juga terancam oleh Saljuk.
Sesungguhnya benih-benih Perang Salib telah ada jauh sebelum abad ke 11, yaitu ketika kaum Muslimin memperluas wilayahnya ke daerah Laut Tengah dan menyerbu kekuatan Kekaisaran Byzantium. Sejak saat itu, sesungguhnya konfrontasi antara kaum muslimin dan kaum Nasrani telah dimulai. Sisa-sisa kekaisaran Byzantium bersama dengan keuskupan Agung di Roma terus berupaya menggalang kekuatan guna menentang kaum Muslimin. Berbagai bentrokan, yang kental di pengaruhi oleh unsur religius banyak terjadi. Antara lain di Asia kecil, Spanyol, Afrika Utara dan Sisilia.
Pertempuran pertama terjadi pada musim semi tahun 1095. 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Prancis dan Normandia, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang di pimpin oleh Godfrey, Bohemond dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggak 18 juni 1097, mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1908 M menguasai Raha ( edessa ). Disini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldwin sebagai raja. Pada tahun yang sama dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di Timur. Bomehia dilantik sebagai rajanya. Pasukan salib Saljuk. Namun, kekalahan ini sesungguhnya juga disebabkan oleh adanya perpecahan di kalangan umat Islam sendiri, yaitu antara bangsa Saljuk dengan Dinasti Fatimiyah dari Mesir yang juga berambisi untuk menguasai Palestina. Pada tanggal 15 Juli 1099, pasukan Salib berhasil menduduki Bait Al Maqdis dan menguasai Jerussalem dan wilayah Palestina, dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya Godfrey. Kemudian mereka melanjutkan ekspansinya. Tentara salib menguasai kota Akka, Tripoli, dan kota Tyre. Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, rajanya adalah Raymond.
Pasukan Salib mengeksekusi orang-orang Arab dan sebagian di usir. Bangsa Eropa menjadikan Jerusalem sebagai pusat agama Nasrani dan bagian dari wilayah keuskupan Eropa. Gereja-gereja yang telah hancur kembali di renovasi. Selain itu banyak dilakukan pembangunan. Di berbagai bidang di Jerussalem. Komunitas Barat yang datang ke Palestina sebagian berasal dari Perancis, yang kemudian menetap di Jerusalem. Setiap tahunnya Jerussalem ramai di kunjungi oleh ribuan penziarah umat Nasrani.
Tahun 1126, umat Islam mencoba bangkit kembali dari kekalahan. Di bawah pimpinan Imaduddin Zanki bin Aqsnaqr, peguasa Mousul dan Irak, berhasil merebut kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Ketika dia wafat tahun 1146, perjuangannya di lanjutkan anaknya Nuruddin Zanki yang berhasil menguasai kembali Antiochia dan Edessa, tahun 1149 dan 1151 M.
Di bawah kepemimpinan Salahuddin Al Ayyubi yang menggantikan Nuruddin Zanki, kekuatan bangsa Arab dapat bersatu dan berhasil berhasil merebut kembali Jerussalem dan wilayah Palestina pada tahun 1187. Dan berakhirlah kekuasaan kerajaan Latin di Palestina. Tahun 1191 pasukan Salib kembbali datang dengan di pimpin oleh Richard I di Inggris, namun tidak berhasil mengalahkan kekautan bangsa Arab. Tahun 1192 Perang salib II berakhir dengan disepakatinya gencatan senjata dan perjanjian antara bangsa Arab dan pasukan Salib dengan mengizinkan umat Nasrani  Eropa untuk melakukan aktivitas dan berziarah di Palestina dengan aman.



Posting Komentar

0 Komentar