1. 1. Dinasti Xia (2205 – 1766 SM)
Pendiri Dinasti Xia adalah Qi. Dinasti ini diperintah oleh tujuh belas orang raja. Keberadaan Dinasti Xia ini masih diragukan, dan sering dianggap sebagai bagian dari zaman legenda, namun peninggalan kebudayaan Longshan dan Erlitou yang baru-baru ini ditemukan bangunan seperti istana dan kuburan di Henan, menyediakan sumber yang melimpah bagi penelitian mengenai Dinati Xia yang misterius ini. Silsilah para penguasa Xia terpelihara di catatan sejarah dan kemudian dikuatkan dengan bukti dari tulisan-tulisan di tulang ramalan.[1]
2. 2. Dinasti Shang ( 1766 – 1122 SM)
Dengan berdirinya Dinasti Shang, masuklah China ke zaman sejarah, karena inilah dinasti petama yang meninggalkan bukti tertulis kuat akan eksistensinya. Pada mulanya, Shang adalah nama suku yang mendiami salah satu bagian Sungai Huang He dan merupakan bawahan Dinasti Xia. Pendiri Dinasti Shang adalah Tang (Cheng Tang). Ada 30 kaisar yang memerintah Dinasti Shang. Dan telah menjadi ketetapan bahwa yang menggantikan kaisar adalah saudaranya yang laki-laki. Bila kaisar tidak mempunyai saudara, barulah tahta itu dialihkan kepada putranya.
Sistem pemerintahan pada Dinasti Shang yaitu sistem aristokratis, dimana seorang kaisar memerintah atas sejumlah kaum bangsawan yang bertanggung jawab menyediakan bantuan militer jika negara berada dalam bahaya.
3. Dinasti Zhou (1122 – 256 SM)
Secara tradisional, Dinasti Zhou dibagi menjadi empat periode: Zhou Barat, berkuasa hingga tahun 711 SM, Dinasti Zhou Timur yang memindahkan ibukotanya ke sebelah timur terbagi menjadi yakni Zaman Musim Semi Rontok ( cunqiu) yang berlangsung antara tahun 770 – 476 SM serta masa Perang Antar Negeri (zhanguo) yang berlangsung antara tahun 475 – 221 SM. Secara administratif, para penguasa Zhou membagi wilayahnya menjadi negara-negara feodal, yang belakangan menjadi semakin kuat dan bahkan sanggup melebihi serta menandingi kekuasaan kaisar sendiri. Masing-masing negara bagian itu lantas saling berperang dan berupaya untuk menjadi yang terkuat atau pemegang hegemoni, hingga akhirnya melemahkan pemerintah pusat itu sendiri.[2]
Pada masa Zhou, bangsa China mulai menggunakan besi, baik untuk bajak ataupun senjata yang dikenal pada abad ke-5 SM, serta membuat berbagai kemajuan teknologi seperti teknik pengecoran perunggu semakin berkembang. Bejana perunggu yang dilapisi emas dan perak menjadi sesuatu yang populer di tengah masyarakat, perunggu yang selalu dipakai adalah cermin,tempat lilin, atau penyangga genderang.[3]
4. Dinasti Qin ( 221 – 206 SM)
Ying Zheng mendirikan dinasti baru sebagai sebagai pengganti Dinasti Zhou serta menggelari dirinya sebagai Qin Shihuangdi, yang berarti kaisar pertama Dinasti Qin. Ia adalah kaisar pertama yang tidak menggelari dirinya wang (raja), melainkan kaisar (huangdi). Kaisar Qin Shihuangdi mampu menyatukan China dari keterpecahan-belahnya selama ratusan tahun menjadi suatu pemerintahan terpusat yang kuat. Guna mmudahkan administrasi pemerintaha,n ia membagi negerinya menjadi 36 provinsi, yang dihubungkan oleh jalan raya dengan panjang keseluruhan 7500 km, suatu prestasi yang melebihi bangsa Romawi.
Qin Shihuangdi merupakan seorang tiram yang kejam. Salah satu kekejamannya adalah membakar buku-buku karya ahli filsafat zaman dahulu yang bertentangan dengan pokok-pokok pikiran legalis. Kaisar yang memerintah Dinasti Qin hanya tiga orang kaisar, kaisar kedua yaitu Er Shihuangdi dan yang terakhir adalah Zi Ying keduanya dilantik atas kelicikan Zhao Gao (seorang kasim yang belakangan mengendalikan kekuasaan Dinasti Qin. Di tempat pemakaman Qin Shihuangdi, terdapat delapan jenis patung yang berbeda-beda yang diberi warna terang, setiap patung tersebut memegang senjata asli agar terkesan lebih hidup serta dilengkapi dengan peta China beserta tiruan sungai-sungainya yang dialiri dengan air raksa. Keberadaan patung-patung tersebut untuk menemani kaisar di alam baqa.[4]
5. Dinasti Han (206 SM – 221 M)
Setelah berhasil menaklukkan Dinasti Qin, Liu Bang mendirikan dinastinya dengan nama Han, dinasti Han terbagi menjadi dua, Han Barat dan Han Timur. Pada Dinasti Han Barat, mereka mencoba untuk menemukan kembali tulisan-tulisan yang hilang dan menghidupkan kembali ajaran Konfusius melalui karya klasik yang tidak semuanya dimusnahkan oleh kaisar Qin Shihuangdi, serta masuknya agama Buddha di China berdasarkan karya-karya sejarah sekitar tahun 50 M.[5]
Setelah Dinasti Han Barat ditaklukkan pada tahun 9 M oleh Wang Mang, kerabat ipar dan kaisar terakhir Dinasti Han Barat, Wang Mang digulingkan pada 25, Dinasti Han berkuasa kembali, ibukota dipindahkan dari Chang’an ke Luoyang, dan Dinasti Barat ini dikenal dengan nama Dinasti Han Timur. Meskipun tidak mengalami masa keemasan, pada periode ini dihasilkan beberapa penemuan penting, termasuk kertas dan porselen serta seismograf yang dapat menghitung kekuatan gempa dan arah asalnya. Pada periode ini juga, Konfusianisme dibangkitkan kembali setelah dilarang semasa dinasti sebelumnya dan Daoisme menjelma menjadi suatu agama pada masa Zhang Daoling.[6]
6. Dinasti Sui (589 - 618 SM)
Yang Jian mendirikan Dinasti Sui dengan gelar Sui Wendi, setelah berhasil menyatukan kembali perpecahan bagian utara dan selatan. Dinasti ini mampu bertahan selama 29 tahun. Meskipun berumur pendek, dinasti ini mampu membangun kanal-kanal yang menjadi dasar kemakmuran China pada masa Dinasti Tang. Sebagaimana Dunia Yunani, Dunia China mengandalkan komunikasinya pada jalur air, dan kebutuhan ini dipenuhi dengan adanya sungai-sungai. Sungai-sungai perlu ditambah dengan kanal-kanal di sungai yang bisa dijangkau dan dipergunakan. Selain untuk mempermudah komunikasi, pembangunan kanal juga bermanfaat untuk memudahkan transportasi.[7]
7. Dinasti Tang
Pendiri Dinasti Tang adalah Li Yuan (Gaozu), ia bersama putranya berjuang keras menegakkan kembali perdamaian serta ketertiban selama enam tahun dan membuahkan hasil yang luar biasa. Ia juga menjamin kelangsungan hidup keluarga Kaisar Sui. [8]
Seiring dunia berputar banyak penemuan baru tercipta. Proses mencetak kertas menggunakan cetakan baru diperkenalkan dan produksi buku pun tumbuh dengan baik.. masa ini juga merupakan zaman berkembangnya literatur dan seni terutama keramik, porselen, dan pahatan sehingga zaman ini disebut zaman keemasan. Seiring tumbuhnya kekuatan dan kekayaan China, kebudayaan China menyebar ke Jepang, Korea dan Asia Tenggara.[9]
Islam masuk dari Arab ke Tiongkok pada masa Ustman bin Affan di pertengahan abad ke -7 pada masa Kaisar Yong Hui. Pada sekitar abad ke -7 dan ke -8, hubungan antara Tiongkok dengan Arab sangat baik. Khalifah Ustman telah 37 kali mengirim utusannya ke Tiongkok selama 147 tahun (651 – 798). Pada masa Dinasti Yuan (1206 -1368) tidak sedikit para pejabat tinggi yang memeluk Islam, antara lain Saidina Syamsuddin (1211 – 1279) yang telah berjasa besar dalam memimpin pembanguna dan penyebaran Islam di Provinsi Yunnan dan daerah-daerah lainnya. Cheng Ho merupakan keturunan ke-6 dari Syamsuddin yang menyebarkan islam di Indonesia. [10]
[1] Anchee Min, China: Sebuah Potret Bangsa, Alam , dan Budaya....,hlm. 34
[2] Ivan Taniputera, History of China, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, cet. III, 2013), hlm. 92
[3] John Farndon, Sejarah Dunia Untuk Anak Pintar, terj. Retno Wulandari, (Jogjakarta: Platinum, cet. VIII, 2009), hlm. 97.
[4] Simon Adam, Sejarah Dunia dari Mesir Kuno hingga Tsunami Asia,(Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 44
[5] John Farndon, Sejarah Dunia untuk anak pintar,( Jogjakarta: Platinum, cet. VII, 2009), hlm. 131.
[6] Simon Adam, Sejarah Dunia dari Mesir Kuno hingga Tsunami Asia,.... hlm. 56
[7] Arnold Toynbee, Sejarah Umat Manusia, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,cet. III, 2006), hlm. 332.
[8] Ivan Taniputera, History of China, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, cet. III, 2013), hlm. 327
[9] Simon Adam, Sejarah Dunia dari Mesir Kuno hingga Tsunami Asia, hlm. 76
[10] Kong Yuan Zhi, Cheng Ho muslim Tionghoa: misteri perjalanan muhibah di Nusantara, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,cet. IV, 2011), hlm. 277.
0 Komentar